Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari D.I. Yogyakarta, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A.
JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM— Senator DPD RI asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A., atau yang akrab disapa Gus Hilmy, mengeluarkan pernyataan tegas dan lantang mengecam serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga kota di Iran. Dalam pernyataannya yang disampaikan pada Ahad (22/6), Gus Hilmy menyebut serangan itu sebagai tindak kriminal negara yang mempermalukan nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.
“Atas nama kemanusiaan, kita tentu saja menolak tegas agresi militer yang dilakukan Amerika Serikat. Ini bukan soal program nuklir, ini soal dominasi dan penjajahan,” tegasnya. Dalam pandangan Gus Hilmy, Amerika bertindak sebagai agresor global yang merusak tatanan hukum internasional demi mempertahankan kepentingan geopolitik dan melindungi Israel yang sudah kehilangan legitimasi moral di mata dunia.
Gus Hilmy, yang juga dikenal sebagai Katib Syuriyah PBNU dan anggota MUI Pusat, menyebut serangan tersebut sebagai bentuk keputusasaan Amerika dan Israel dalam menghadapi gelombang perlawanan dari Iran dan sekutunya. “Ketika Israel mulai goyah, Amerika maju sebagai algojo. Ini bukan koalisi perdamaian, ini adalah koalisi penjajah,” ujarnya tajam.
Sebagai anggota Komite II DPD RI, Gus Hilmy menyerukan agar Pemerintah Indonesia bersikap lebih keras dan terang, tidak cukup hanya menyampaikan keprihatinan. Ia meminta pemerintah segera memanggil Duta Besar AS, melayangkan nota protes diplomatik, serta membawa isu ini ke PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok.
Tuntut Investigasi Internasional
Gus Hilmy juga mendorong Dewan Keamanan PBB untuk segera membentuk tim investigasi independen terhadap dugaan pemboman warga sipil di Iran dan kerusakan fasilitas sipil. Menurutnya, standar ganda internasional terhadap Palestina dan Iran harus dihentikan.
“Ada tiga hal yang harus dituntut:
-
Amerika harus bertanggung jawab di PBB dan Mahkamah Internasional.
-
PBB harus menginvestigasi dampak pemboman terhadap warga sipil Iran.
-
Dunia harus mulai memperlakukan semua bangsa secara adil dan setara,” ujar Gus Hilmy.
Panggilan Moral Bangsa Indonesia
Senator asal Yogyakarta itu juga mengingatkan bahwa konstitusi Indonesia jelas mengamanatkan bangsa ini untuk berdiri di pihak perdamaian dan keadilan dunia. “Ini bukan isu regional, ini ujian moral global. Pancasila dan sejarah diplomasi kita menuntut keberanian,” katanya.
Menurut Gus Hilmy, jika dunia bungkam terhadap agresi yang terjadi, maka yang dikubur bukan hanya nyawa warga sipil, tapi juga nilai-nilai keadilan universal.
“Bangsa Indonesia dipanggil untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itu bukan sekadar kalimat hiasan—itu adalah kompas moral bangsa,” pungkasnya (Wan)