Fauzi Amro Minta AAUI dan AAJI Segera Pulihkan Kepercayaan Publik Terkait Asuransi di Indonesia

Asuransi DPR DPR-RI Fauzi Amro Kabar Parlemen Kasus Jiwasraya Kepercayaan Publik News PT Asabri Terkini


JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM- Anggota DPR-RI dari Fraksi Nasdem, Fauzi H Amro MSi meminta perlunya upaya-upaya asosiasi asuransi dalam menjaga kepercayaan publik terhadap asuransi di Indonesia. 
Menurutnya, kepercayaan publik sangat penting dalam bisnis apapun termasuk dalam bisnis jasa asuransi, karenanya kepercayaan publik perlu dijaga sebaik-baiknya.
“Saran saya untuk bapak-bapak sebagai pihak Asosiasi Asuransi, agar bisa memulihkan kepercayaan publik lagi, yang dimana ini merupakan peran Asosiasi” kata Fauzi H Amro dalam rapat kerja Komisi XI dengan AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia) dan AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) yang membahas kinerja keuangan perusahaan asuransi.
Dijelaskan, Undang-Undang Tentang Perasuransian telah mengatur penugasan dan pendelegasian wewenang tertentu melalui OJK kepada asosiasi usaha perasuransian dalam rangka pengaturan dan/atau pengawasan usaha perasuransian.
“Hal itu tercantum pada Pasal 69 ayat 1, UU No.40 tahun 2014 tentang Perasuransian di dalam  Bab XIV “ Asosiasi Usaha Perasuransian, disinilah pentingnya asosiasi mengingatkan para anggotanya untuk menjaga kepercayaan public,”ujar politisi Nasdem dapil Sumsel I itu.
Masalah Jiwasraya dan PT. Asabri memang tengah menyedot perhatian publik bagaimana perusahaan asuransi pelat merah bisa sembrono menaruh investasidana publiknya kepada perusahaan-perusahaan yang tidak masuk LQ45, 45 perusahan dengan performa terbaik di Bursa Efek Indonesia, sehingga kehilangan aset investasinya. Padahal sektor jasa keuangan ini sangat bertumpu pada kepercayaan publik.
“Dari paparan kondisi asuransi di Indonesia pada tahun 2019, (sudah terlihat) mulai mengalami penurunan dan puncaknya pada tahun 2017-2019, bahwa krisis kepercayaan masyarakat sedang terjadi. Saham (investasi) terbesar Jiwasraya ada di Reksadana dan saham (emiten). Jiwasraya dan Bumiputera hampir mirip permasalahannya dan pemainnya hanya 2-3 orang. Saya meminta Asosiasi untuk sering sharing bersama dengan OJK sebaiknya ,”tandas alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. (Wan)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *