JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM- Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini merasa sangat kehilangan atas wafatnya KH. Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah, Cucu Pendiri NU Hadaratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada Hari Ahad (2/1).
“Atas nama pribadi dan keluarga besar Fraksi PKS DPR kami merasa sangat kehilangan beliau. Kami sampaikan duka cita mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan, Ibu Nyai, putra-putri beliau dan seluruh keluarga besar semoga diberi kesabaran dan keikhlasan,” ungkap Jazuli.
Ketua Fraksi PKS ini punya kesan mendalam dengan Gus Sholah karena cukup dekat dan rutin mengunjungi beliau untuk silaturahim dan meminta nasihat masalah-masalah keummatan dan kebangsaan.
“Beliau ini kami anggap orang tua kami di PKS. Beliau selalu terbuka menerima kami, membesarkan hati kami, dan selalu mendukung perjuangan kami. Nasehat-nasehatnya selalu menyejukkan, mengayomi dan menyatukan umat bangsa dan negara. Indonesia kehilangan tokoh dan ulama panutan yang luar biasa bagi bangsa ini,” ungkap Jazuli.
Menurut Jazuli, Gus Sholah punya kepedulian yang luar biasa terhadap bangsa dan negara. Beliau ingin bangsa ini bersatu dan bersinergi, tidak saling curiga dan benci, tidak ada yang merasa paling Indonesia lalu memarginalkan yang lain. Seluruh warga negara adalah bagian dari bangsa yang punya peran dan kontribusi untuk kemajuan Indonesia.
Jazuli Juwaini juga menilai sosok Pengasuh Pesantren Tebuireng ini sebagai tokoh yang sangat peduli terhadap umat dan dunia pendidikan khususnya pendidikan pesantren. Pikiran-pikiran beliau mewarisi cara pandang para ulama dan tokoh umat yang besar sekali kontribusinya dalam kemerdekaan Indonesia.
“Pemikiran Gus Sholah sangat mencerahkan dan membimbing umat bagaimana mewarisi Indonesia yang diperjuangkan oleh para ulama agar tetap kokoh dan bersatu dalam keberagaman dan kemajuan. Nasihat dan pemikiran beliau bahkan secara terbuka kami sampaikan menjadi rujukan dalam merumuskan program-program Fraksi PKS di DPR sehingga PKS semakin kokoh dalam berkhidmat untuk rakyat dan umat,” pungkasnya.
“Selamat jalan Kyai, Allahummaghfirlahu warhamhu waafiihi wa’fuanhu. Kami bersaksi beliau min ahlil khoir, insya Allah husnul khotimah”, doa Jazuli. (Jay/Wan)