JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM — Dalam sebuah jabatan, galibnya ada yang yang hilang dan pergi, ada yang gembira dan sedih. Begitu yang tampak pada sosok Ma’ruf Cahyono, Kepala Bagian Humas MPR yang secara resmi dilantik menjadi Sekjen MPR, Rabu pekan lalu.
Anehnya, sekjen sebelumnya, Eddie Siregar, tidak menampakkan raut murung. Ia tampak ceria dan menebar senyum kepada siapa saja yang menyalaminya.
Beredar kabar Eddie Siregar yang sangat akrab dengan wartawan ini digadang-gadang bakal jadi duta besar. Soal itu sempat disinggung pula Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam bagian sambutan ketika melantik Ma’ruf Cahyono.
“Saya doakan juga Bapak Eddie Siregar mendapat posisi yang bagus di tempat lain. Saya doakan sebagai duta besar,” kata Zulkifli. Eddie Siregar yang mengenakan batik dan tampak menyolok karena postur sang jangkung terlihat tersipu-sipu.
OSO sejatinya sudah memberikan kepastian sekjen terpilih Ma’ruf Cahyono saat rapat koordinasi Pimpinan MPR di Bali pekan lalu. Saat itu anggota DPD asal Kalimantan Barat itu mengucapkan selamat kepada Ma’ruf Cahyono. “Saya mengucapkan selamat kepada Sekretaris Jenderal MPR yang baru. Saya kemarin menerima copy surat yang menginformasikan kepada saya bahwa Sekjen MPR baru adalah saudara Maruf Cahyono. Saya berharap kinerja beliau bagus. Apa-apa yang baik di periode lalu teruskan yang kurang kita perbaiki,” harapnya.
Ma’ruf Cahyono sudah sejak lama disebut-sebut sebagai kandidat kuat Sekjen DPR. Lulusan master hukum Universitas Jayabaya ini dikenal sangat dekat Pimpinan MPR. Terutama dengan Wakil Ketua DPR Oesman Sapta Odang (OSO). Soal kedekatan ini sangat terlihat ketika usai pelantikan Ma’ruf Cahyono mengajak keluarganya untuk berfoto bersama OSO.
Ma’ruf Cahyono memperkenalkan anak-anaknya termasuk putrinya yang kembar. Ketika memperkenalkan istrinya, kelakuan nakal OSO mulai kumat. “Lho, ini istri yang mana lagi. Perempuan dulu yang dikenalkan kepada saya siapa dong,” goda Oso.
Ma’ruf Cahyono pun tersipu-sipu. “Cuma ini kok, Pak.” Ma’ruf Cahyono memandang istrinya.
Dalam perbincangan dengan wartawan, OSO menyatakan jabatan tidak bicara soal kedekatan, karier, kinerja dan performa tetapi juga garis tangan. Dari banyak calon yang diseleksi dari sejumlah lembaga dan kampus yang terjaring kemudian mengerucut tiga orang. “Tiga orang itulah yang diajukan ke Presiden,” ujar OSO.
“Dan ternyata Presiden memilihnya yang di tengah-tengah, Ma’ruf Cahyono,” kata OSO. “Beruntunglah itu Ma’ruf yang di tengah-tengah. Kalau pun misalnya dia tidak terpilih maka dia tidak akan hilang, dia bisa kemana saja. Tapi coba kalau yang tidak terpilih itu berada di nomor satu atau nomor tiga, wassalam. Bisa hilang. Itulah hebatnya orang Jawa,” tambah OSO disambut tawa wartawan.
Ma’ruf merupakan Sekjen MPR ke empat selama reformasi. Sebelum menempati jabatannya yang sekarang Ma’ruf sempat memegang jabatan Kepala Biro Puskaji. Lalu sejak 2015 ia menjabat sebagai Kepala Biro Humas, sampai akhirnya ditetapkan sebagai Sekjen MPR.
Saat memberikan sambutannya, ketua MPR mengingatkan Sekjen merupakan jabatan strategis yang tidak riangan. Dia harus mampu membantu memudahkan kerja-kerja anggota MPR. Bukan hanya memudahkan kerja teknis dan administratif, tapi juga dalam merespons isu-isu perubahan sisitem ketatanegaraan.
“Tolong bantu seluruh anggota MPR, jangan sampai terjadi kesalahan baik dalam hal administratif apalagi keuangan”, Zulkifli menambahkan.
Sementara Ma’ruf Cahyono kepada wartawan mengatakan jabatan Sekjen memiliki tanggungjawab yang besar, baik moral maupun konstitusiaonal. Karena itu, dirinya akan bersungguh-sungguh menjalankan amanat yang diterimanaya dengan baik.
“Sekjen memiliki fungsi sebagai sporting sistem bagi anggota MPR. Karena itu sudah semestinya kalau kami memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh anggota MPR”, kata Ma’ruf Cahyono.