JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM — Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah merasa tersinggung dengan pengggeledahan ruangan terduga korupsi Damayanti Wisnu Putranti (FPDIP) dan Budi Supriyanto (FPG) melibatkan personel Brimob bersenjata laras panjang, Jumat (15/1/2016). Fahri Hamzah sempat bersitegang dengan personel penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di ruangan politisi PKS Yudhi Widiana.
“Tidak boleh bawa senjata laras panjang. Ini rumah tangga kami. Anda tidak dipilih rakyat,” kata Fahri dengan nada meninggi kepada salah satu penyidik KPK.
Seorang penyidik bernama HN Christian menegaskan tidak melanggar aturan dengan membawa rombongan Brimob. “Kami sudah mendapat izin dari MKD DPR dan biro hukum. Kami yang meminta Brimob. Silahkan kalau mau komplain. Saya ngomong dengan biro hukum. Saya tidak ada urusan dengan pimpinan,” kata Christian juga dengan nada tinggi.
Fahri membalas ucapan itu dengan nada tinggi. Menurutnya perilaku KPK itu melecehkan parlemen. Fahri tidak mempermasalahkan penggeledahan oleh KPK. Tapi, Fahri memprotes keterlibatan anggota Brimob yang membawa senjata laras panjang.
“Mas Brimob tolong keluar. Saya bertanggungjawab sama Kapolri,” jelas Fahri.
Namun, penyidik KPK tetap meminta anggota Brimob tidak keluar. “Saya tidak akan keluar. Saya tidak akan keluar, kami ini sedang melakukan penegakan hukum,” kata penyidik KPK itu dengan nada tinggi. Fahri pun lalu mengajak koleganya dari PKS, Nasir Djamil, meninggalkan tempat karena penyidik KPK dianggap tidak mengerti masalah.
Sejumlah penyidik KPK menggeledah ruang Damayanti di lantai 6, ruangan 0621 Gedung Nusantara I DPR. Damayanti adalah tersangka yang tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) terkait dugaan suap pada Rabu (13/1/2016) malam.
Pantauan di lokasi, proses penggeledahan tersebut berlangsung tertutup. Saat berada di ruangan Damayanti para penyidik KPK itu tampak dikawal oleh 4 anggota Brimob bersenjata lengkap.
Ruangan itu sebelumnya telah disegel dengan menggunakan pita berwarna merah hitam yang bertuliskan “KPK Line”. “Polisi berada di luar dan di depan ruangan. Ada 4 orang, 3 bersenjata lengkap dan 1 komandannya,” kata salah seorang petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR.
Menurut petugas, para penyidik KPK tiba sejak pukul 11.00 WIB. Mereka langsung masuk ke dalam ruangan Damayanti untuk mencari barang bukti lain.