JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM — Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menegaskan Organisasi Islam Wahdah Islamiyah (WI) pimpinan Zaitun Rasmin sama sekali tidak terkait dengan terorisme seperti yang diberitakan MetroTV pada 3 Januari 2016.
Politisi PKS itu mengakui dirinya tahu dan dekat dengan Zaitun Rasmin, sehingga tidak tepat kalau mengaitkan WI dan Zaitun Rasmin dengan jaringan terorisme di Indonesia.
“Hadirnya beberapa tokoh Islam pada konferensi pers ini membuktikan bahwa WI dan Zaitun Rasmin bukanlah Kegiatan WI selama ini normal saja bersama umat Islam di Indonesia. Karena itu media sebagai pilar demokrasi keempat harus berhati-hati dalam memberitakan agar mendapat kepercayaan rakyat,” tegas Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Senayan Jakarta, Senin (11/1/2016).
Dalam jumpa pers itu hadir antara lain Ketua Umum WI Pusat Zaitun Rasmin, Ustadz Yusuf Mansur, H. Fadhlan, Egie Sujana (pengacara), Adyaksa Dault, dan lain-lain.
Media dalam demokrasi saat ini, lanjut Hidayat, harus menghadirkan kejujuran dalam berita. Sebab, kalau tidak, akan menyebarkan fitnah dan akan ditinggalkan rakyat. “Sehingga kalau demokrasi demikian, maka bisa menyuburkan terorisme dan itu kita tolak. Termasuk teror dari media,” ujarnya.
Hidayat menyarankan semua pihak termasuk ormas Islam terus meningkatkan kerjasama pemberantasan terorisme dengan BNPT, Polri, TNI, dan masyarakat. Hanya saja dia menyayangkan kenapa aparat tidak menyebut teroris dalam kasus penyerbuan kantor polisi oleh sparatis di Papua.
“Padahal, sparatis itu jelas bertentangan dengan UUD NRI 1945, dan mengancam NKRI,” tambahnya.
Hidayat mengingatkan media untuk mau mendengar, mengevaluasi dan mengoreksi diri serta meminta maaf bagi MetroTV kepada WI dan Zaitun Rasmin sendiri selaku pimpinan tertinggi organisasi Islam tersebut. “Jadi, media perlu koreksi diri dan meminta maaf kepada Pak Zaitun Rasmin,” pungkasnya.
Rasmin yang juga pengurus MUI Pusat merasa sangat terpukul dengan pemberitaan yang dilakukan Metro TV saat stasiun televisi milik Surya paloh tersebut memberitakan organisasi yang dipimpinnya satu dari sekian organisasi yang menjadi organisasi teroris di Indonesia. Untuk itu, pihaknya siap melaporkan Metro TV ke Dewan Pers dan Polri.
“Kami akan mencari cara yang terbaik. Apakah itu melakukan laporan ke kepolisian langsung atau Dewan Pers maupun Komisi Penyiaran Indonesia. Pokoknya kita sesegera mungkin melapor,” ujarnya.
Menurut Zaitun, WI sangat jauh jika dikaitkan dengan jaringan terorisme. WI justru melakukan upaya untuk merekrut anak muda menjadi pemuda dengan akhlak baik. “Ya bisa dilihat kalau kami organisasi benar. Kalau bukan, tidak mungkin banyak pihak yang mendukung kami,” tambahnya.
Dalam tayangan infografik Metro TV edisi 3 Januari 2016 pukul 15:55 WIB, menampilkan daftar jaringan teroris di Indonesia sebelum pengaruh ISIS tahun 2013. Dalam daftar tersebut ada nama Wahdah Islamiyah dan ketuanya Ustad Zaitun Rasmin.
“Kalau Metro TV menolak meminta maaf dan memberikan klarifikasi maka kita akan tempuh jalan hukum,” ungkap Egie Sujana.