Muslimat NU Sosialisasikan Imunisasi Pentavalen

Headline Imunisasi Muslimat NU Pentavalen

JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM — Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen untuk daerah-daerah yang tingkat imunisasinya masih rendah. Meliputi Jawa maupun luar Jawa.

Demikian keterangan yang disampaikan Pimpinan Pusat Muslimat NU, Hj. Roosmani Soedibjo di Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Menurut Roosmani, Muslimat NU secara proaktif ikut menyosialisasikan informasi imunisasi Pentavalen ini ke tengah-tengah masyarakat. Pada tahun 2015 ini sosialisasi dilakukan meliputi  4 provinsi yang meliputi DKI Jakarta, Banten,  Sulawesi Selatan, dan  Sumatera Barat.

Juga di 8 kabupaten/kota masing-masing Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Makassar, dan Kabupaten Gowa. Termasuk ke Provinsi Sumatera Barat, dengan dua kota sasaran yakni Padang dan Painan.

Dengan imunisasi Pentavalen tersebut, kata Roosmani, anak-anak Indonesia akan lebih terlindungi dari ancaman berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Ini karena vaksin Haemophilus influenzae type b (Hib) yang diberikan bersamaan dengan vaksin DPT dan Hepatitis B.

“Kami selaku Ormas yang memiliki jangkauan sampai ke masyarakat di tingkat akar rumput ingin meyakinkan masyarakat bahwa imunisasi ini gratis, halal, dan menghilangkan kesan bahwa kalau diimunisasi maka anaknya akan menjadi sakit. Apalagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah secara tegas mengeluarkan fatwa bahwa pemberian vaksin imunisasi pada bayi halal dan tidak haram dalam ajaran Islam,” kata Roosmani.

Menurut Roosmani, kegiatan sosialisasi ini merupakan wujud sinergi organisasi masyarakat dengan pemerintah dalam penggunaan dan  memasyarakatkan  imunisasi untuk mempercepat tercapainya cakupan imunisasi di Indonesia. 

“Kegiatan sosialisasi ini juga merupakan advokasi kepada para pengambil kebijakan seperti Bupati/Walikota beserta jajarannya dan penyampaian pesan melalui berbagai media masa yang mendukung upaya peningkatan cakupan imunisasi dan kesehatan ibu dan anak (KIA),” ujarnya.

Penyuluh dari Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI Muhani, SK M. Kes mengatakan imunisasi di Indonesia telah dilaksanakan sejak 1956. Namun introduksi imunisasi Pentavalen ini baru dimulai tahun 2014 di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jogjakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Vaksin ini pengembangan dari vaksin tetravalen (DPT-HB) kombinasi buatan Indonesia ini disebut Pentavalen. Ini merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), Hepatitis B, serta HiB. Kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *