JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai kunjungan Presiden RI Jokowi ke Jambi khususnya ke Suku Anak Dalam dianggap sebagai wisata bencana asap. Rumah yang ditempati oleh suku anak dalam diduga hanya dibuat semalam demi menyambut sang Presiden.
“Jadi untuk apa turun ke lapangan mengunjungi korban kabut asap kalau semata untuk pencitraan. Nah, kalau rumah suku anak dalam di Jambi itu hanya dibuat semalam untuk menyambut kedatangan Presiden apa itu hanya untuk pencitaraan? Sedangkan dampak positifnya bagi rakyat tidak ada. Peran media memang penting termasuk dalam pencitraan itu,” tegas Wakil Ketua Umum DPP Gerindra itu pada acara ramah tamah dengan wartawan parlemen di Lombok, Nusatenggara Barat, Sabtu (31/10/2015) malam.
Hadir dalam acara itu antara lain Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Dimyati Natakusumah, Sekjen DPR Winantuningtyastiti, Kabag Humas DPR Jaka Dwi Winarko dan Kabag Pemberitaan Irfan Panjaitan.
Menurut Fadli Zon, pemerintah harus menyadari jika saat ini rakyat sedang sulit, semua harga kebutuhan pokok terus naik, tol naik, subsidi listrik dicabut dan sebagainya. Karena itu, Presiden tidak cukup hanya mengimbau menteri-menterinya kerja keras, tapi harus bekerja dengan cerdas.
“Jangan sampai Nawacita menjadi nawacita-cita. Bayangkan, untuk penanganan kabut asap hanya dianggarkan Rp 1 miliar. Itu kan tidak masuk akal,” ujarnya kecewa.
Sebelumnya Presiden Jokowi menyambangi masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi. Jokowi menawarkan rumah dan berharap masyarakat Suku Anak Dalam tidak lagi hidup nomaden atau berpindah-pindah. “Pemerintah harus memberikan perhatian karena apapun lingkungan mereka yang lama, sekarang berubah menjadi sawit. Ini yang perlu dikelola lagi sehingga mereka mempunyai rumah tetap, tidak nomaden berpindah-pindah,” kata Jokowi, Jumat (30/10/2015).
Jokowi juga sempat mengecek rumah-rumah yang dibangun oleh pemerintah. Ada sekitar 15 rumah yang dibangun. “Masih banyak yang kurang, belum ada sumurnya. Tapi sebentar lagi sudah akan kita buat sumurnya. Terus listrik. Dulu listrik sudah ada tapi tidak bisa bayar jadi diputus PLN,” jelas Jokowi.
Fadli Zon mendukung pembentukan pansus asap karena penanganan asap sudah terlambat dan tidak serius. “Pansus asap bisa terwujud karena pada kenyataannya musibah itu menjadi masalah serius dan sudah menyangkut masalah ekonomi, masalah kesehatan, transportasi, pendidikan lain,” tambahnya.