![]() |
Ilustrasi kurs uang sejumlah negara. Foto : Ist. |
JAKARTA, KABARPARLEMEN.COM- Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam menyampaikan ada faktor di luar fundamental ekonomi yang memengaruhi pergerakan
kurs rupiah terhadap dolar. Faktor tersebut adalah persoalan
Persepsi, yaitu variabel kepercayaan yang menentukan kuat atau tidaknya
suatu currency terhadap valuta asing.
"Yang terpenting dari Persepsi tersebut adalah faktor trust
(kepercayaan), yaitu seberapa besar para pelaku swasta (state bank stake
holders) percaya kepada seorang presiden," tutur Ecky dalam Focus
Group Discussion (FGD) "Penyebab dan Dampak Pelemahan Rupiah terhadap
Perekonomian Indonesia" yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS DPR RI, di
Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9).
Ecky membandingkan saat ini dengan saat Habibie menjabat
sebagai Presiden Republik Indonesia. Menurut Ecky, Habibie mampu menurunkan
kurs rupiah dari level Rp. 17.000 hingga mencapai sekitar Rp. 6.000 hanya dalam
hitungan bulan.
"Pertanyannya, apakah mungkin hanya karena faktor
fundamental ekonomi saat itu, tiba-tiba current account-nya menjadi
positif dan cadangan devisa menjadi bertambah, kalau bukan karena faktor trust
terhadap seorang presiden?!,"jelas Politisi PKS dari daerah pemilihan Jawa
Barat III yang meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor tersebut.
Menurut Ecky, persoalan Trust (kepercayaan) ini
harus ditemukan kembali oleh pemerintah setelah 8 bulan memimpin, "Ini
menjadi pekerjaan rumah pemerintah membangun kepercayaan masyarakat, termasuk
terhadap kebijakan-kebijakannya," jelas alumnus Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Indonesia ini.
Selain
itu, Sandiaga Uno, dalam kesempatan ini pula, menambahkan tingkat kepercayaan
yang menurun tersebut berdampak signifikan terhadap para pelaku usaha. Saat
ini, menurut Sandiaga, adalah era dimana terjadi downward spiral (menurun).
"Kalau pengusaha sedang labil, dia tidak akan melakukan investasi,
sehingga mengakibatkan kinerjanya pun ikut menurun," tutur pemilik PT
Saritoga Investama Persada tersebut.
Mantan
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut berharap pemerintahan
saat ini tidak alergi terhadap kebijakan sebelumnya yang cukup berhasil meredam
krisis ekonomi.
"Di
tahun 2008-2009, saya ingat Kredit Usaha Rakyat (KUR) diluncurkan. Banyak yang
mengkritisi, tapi pengalaman saya menunjukkan, KUR sangat membantu para UMKM,
khususnya ekonomi di akar rumput," harap Sandiaga.
Sebagai
informasi, FGD yang diselenggarakan oleh Kluster Industri dan Perbankan (Inbang)
Fraksi PKS DPR RI ini, turut pula menghadirkan Enny Sri Hartanti (Direktur
INDEF) dan Leonard Tampubolon (BAPPENAS). FGD seperti ini adalah kali keenam
yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS dalam rangka menjawab persoalan bangsa
berfokus pada isu-isu strategis. (Marwan Azis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar