Warga Amfoang Mengaku Seperti Baru Merdeka

Amfoang DPR Fary Djemi Francis Headline Indeks Komisi V Kupang News NTT
Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI berbincang dengan warga Amfoang, NTT. Foto: Supriyanto/Parle
KUPANG, KABARPARLEMEN.COM-  Warga Amfoang, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini hidup terisolir, bakal dibuka isolasinya dengan adanya fokus perhatian dari pemerintah pusat dan DPR RI.
Menurut Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis yang baru-baru ini mengunjungi jalan poros tengah di Desa Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah,  wilayah Amfoang  mengatakan, masyarakat di wilayah ini dan  sekitarnya mengaku seperti baru merdeka.
Selama ini kalau mereka mau ke Kupang bisa menempuh perjalanan sampai satu hari namun sekarang ini bisa ditempuh dalam waktu beberapa jam saja. “ Masyarakat sangat antusias, karena itu Komisi V DPR bersama Kementerian PU dan Bupati Kupang akan menindaklanjuti lagi jalan poros tengah untuk dibangun terus sembari meminta agar masyarakat harus membebaskan lahan yang dilalui jalan poros tengah, “ kata Fary seperti dikutip situs resmi DPR.go.id.
Ikut dalam Kunjungan  Kierja Spesifik ini Sadarestuwati, Sukur Nababandari FPDI Perjuangan, Moh. Nizar Zahro  danAde Rezki Pratama (Gerindra), Umar Arsal (Partai Demokrat), Syahrulan Pua Sawa (PAN), Peggi Patricia Pattipi (PKB), Sigit Sosiantomo (PKS), Epyardi Asda(PPP)dan Soehartono dari Nasdem.
Ketua Tim Kunker Spesifik Komisi V DPR berharap, agar tahun depan sudah dapat diteruskan lagi sampai titik 20 kilo meter. “ Kami sudah sepakat mendorong untuk membangun lagi jembatan  Lili, di Kelurahan Camplong 2 Kecamatan Fatuleu yang sekarang sudah dimulai dikerjakan,” ungkap Fary.
Lebih lanjut Fary mengatakan, dari hasil peninjauan jalan poros tengah di Kabupaten Kupang, Komisi V DPR sepakat akan memperjuangkan agar jalan yang lebarnya saat ini hanya empat setengah meter, akan ditambah menjadi enam meter. Bahkan dia mengharapkan tidak hanya enam meter, akan tetapi  bisa sampai delapan meter.
Dalam Kunjungan Spesifik ini  Tim Kunker Spesifik Komisi V juga menyoroti Bandara Udara  El Tari Kupang, dan perlunya pembangunan pengembangan alat pemindahan bagasi penumpang atau conveyor agar dapat memudahkan penumpang. Selain itu, dan pemasangan alat deteksi atau X-Ray pada terminal VIP Bandara El Tari Kupang yang sampai saat ini belum ada, juga perlu mengembangkan terminal pada penumpang umum yang saat ini sudah over capacity.

Bandara El Tari Kupang kapasitasnya 250 orang, akan tetapi pada jam-jam tertentu bisa mencapai 300 orang bahkan lebih. Seharusnya dapat dikembangkan, walaupun masih terkendala masalah persoalan lahan, maka usulan pemerintah daerah mengenai hal ini perlu didukung.
Terkait pelabuhan Kapal Fery,  saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan pihaknya akan terus mendukung, termasuk bantuan armada kapal Fery.“Untuk pengadaan Kapal Fery kami akan perjuangkan melalui dana APBN dan soal pelabuhan, kami tetap berupaya untuk membantu pengembangannya ke depan,” tukas Fary. (Spy/dpr).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *